Setelahtayang di kanal Youtube Budaya Saya pada 18 sampai dengan 25 Agustus 2021 lalu dan mendapatkan sambutan yang antusias dari masyarakat. Kali ini, seri monolog “Di Tepi Sejarah” akan ditayangkan di kanal budaya milik Kementerian Pendidikan, Budaya, RIset dan Teknologi, (Kemendikbudristek) Indonesiana. Pementasan ini bisa diakses melalui Kanal
Padaintinya apa yang disebut dengan drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialog diantara tokoh-tokoh yang ada. Selain didominasi oleh cakapan yang langsung itu, lazimnya sebuah karya drama juga memperlihatkan adanya semacam petunjuk pemanggungan yang akan memberikan gambaran tentang
tempatlahirnya Kanami dan anaknya Zeami. Teater ini adalah seni teater tertua yang berasal dari Jepang. Noh disebut juga dengan Nougaku (能楽) ialah teater musikal, dimana penceritaan tidak hanya dilakukan dengan dialog, namun juga dengan nyanyian atau . utai (謡), iringan musik atau . hayashi (囃子) yang terdiri atas drum, ialah : Tuzumi
Dalamsudut pandang orang ketiga, pengarang menjadi orang yang berada di luar cerita dan menampakkan tokoh-tokoh dalam cerita dengan cara . SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa Daerah
MaxReinhart mengembangkan penyutradaraan dengan mengorganisasi proses latihan para aktor dalam waktu yang panjang. Gordon Craig merupakan seorang sutradara yang menanamkan gagasannya untuk para aktor sehingga ia menjadikan sutradara sebagai pemegang kendali penuh sebuah pertunjukan teater (Herman J. Waluyo, 2001).
e Menggunakan panggung proscenium yaitu bentuk panggung yang memisahkan area pementasan dengan penonton. Gb. 10 Panggung Teater Renaissance . Pada zaman ini juga melahirkan satu bentuk teater yang disebut commedia dell’arte. Teater ini merupakan bentuk teater rakyat Italia . yang berkembang di luar lingkungan istana dan akademisi.
Pertanyaan Pembangunan berkelanjutan dikenal dengan pembangunan berwawasan lingkungan karena . A. pembangunan yang dilakukan oleh manusia yang berpandangan "human centered world view" bahwa manusia dapat mengendalikan sistem ekologis B. pembangunan yang dilakukan oleh manusia yang berpandangan "life centered world view"
Tatacahaya sangat berhubungan dengan listrik, maka anda harus berhati-hati jika sedang bertugas menjadi light setter atau penata cahaya. 5. Pemahaman naskah. Artinya lightingman harus paham mengenai naskah yang akan dipentaskan. Selain itu, juga harus memahami maksud dan jalan pikiran sutradara sebagai ‘penguasa tertinggi’ dalam pementasan.
Bentukbentuk teater dalam teater dan drama pada dasarnya sama, yaitu: Setelah mengenal lakon teater, Anda juga akan mempelajari beberapa unsur yang berkaitan dengan naskah lakon. The Elements of the Play bertujuan untuk menambah wawasan Anda dalam mempelajari teks lakon saat berkembang, termasuk mengantisipasi kapan harus
Pointof view Setiap lakon, termasuk lakon teater anak-anak, remaja, dewasa atau pun untuk semua umur pasti melibatkan sudut pandang pengarang atau penulis. Sudut pandang pengarang atau penulis ini disebut point of view. Sebagai gambaran intelektualitas dan kepekaan pengarang atau creator dalam menangkap dan memaknai fenomena yang terjadi.
jVvdy12.
Teater merupakan salah satu jenis seni pementasan dengan menggunakan manusia sebagai medium utamanya dan dibangun oleh beberapa unsur pembentuk yang salah satunya adalah lakon. Lakon adalah ungkapan pribadi manusia yang berrupa pengalaman, pemikiran, ide, perasaan, semangat, keyakinan dalam satu bentuk gambaran kongret yang membangkitkan pesona dengan alat atau media bahasa. Pesona sastra setidaknya difahami melalui; bentuk, isi, ekspresi, dan bahasa ungkap seorang sastrawan dengan beberapa unsur didalamnya seperti; unsur alur, tema, tokoh, karakter, setting, dan sudut pandang pengarang. Dari Usnur-unsur itulah hendaknya terdapat beberapa muatan yang diantaranya sebagai berikut; Alur di juga dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu alur maju dan alur mundur. Alur Maju, artinya rangkaian cerita yang mengalir dan teratur dari A - Z dan Alur Mundur, yaitu penggambaran cerita yang mengakhirkan pada bagian awal, cerita didalam cerita atau disebut juga dengan flashback. Menurut Aristoteles bahwa; Alur terbentuk oleh sebuah struktur cerita dan adapun struktur lakon tersebut dikemukakan sebagai berikut ini. Unsur - Unsur Lakon dalam Teater a. Introduksi pengenalan tokoh . b. Reasing Action tokoh utama memiliki itikat . c. Konflik tokoh utama mengalami pertentangan. d. Klimaks terselesaikan persoalan tokoh utama. e. Resolusi penurunan klimaks/anti klimaks, dan f. Kongklusi kesimpulan. Salah satu faktor yang paling awal dalam memilih naskah lakon terletak pada kekuatan memilih tema. Masalah yang diangkat, gagasan alur cerita, serta pesan moral yang bersifat aktual atau tidak dengan mengangkat nilai-nilai kemanusiaan agar dapat tercipta kesimbangan hidup, harmonis dan juga bermakna. 2. Unsur Tema dalam Lakon. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tema adalah pokok pikiran dari sebuah cerita dimana didalam tema tersebut terdapat tiga unsur pokok yaitu, Unsur masalah yang diangkat, Unsur gagasan yang ditawarkan, dan Unsur pesan yang disampaikan. a. Masalah. Masalah yang diangkat dalam suatu tema biasanya berisikan tentang problematika kehidupan yang berupa ideologi, politik, ekonomi, budaya, sosial, dan keamanan, pada suatu masyarakat tertentu dalam lingkup luas atau terbatas. b. Gagasan. Gagasan yang ditawarkan dalam tema yaitu jalan pikiran pengarang untuk memberikan gambaran cerita dari awal hingga akhir. dan c. Pesan. Pesan didalam tema sebuah lakon yang disampaikan berupa kesimpulan dari ide atau ungkapan pokok cerita dari si pengarang. 3. Unsur Penokohan dalam Lakon. Secara rinci, penokohan didalam teater dapat dibagi manjadi beberapa peran yang diantaranya sebagai berikut; a. Protaginis adalah tokoh utama dalam cerita yang berperan menggerakkan cerita hingga suatu cerita memiliki peristiwa atau kejadian yang dramatik konflik. b. Antagonis adalah lawan dari tokoh utama yang berperan sebagai penghalang atau penghambat tokoh utama dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan. Unsur - Unsur Lakon dalam Teater c. Deutragonis adalah lakon yang berpihak kepada tokoh utama dalam cerita yang biasannya membantu tokoh utama dalam mencapai tujuannya. d. Foil adalah lawan dari Duatragonis yang berpihak kepada lawan dari tokoh utama dan membantu lakon antagonis untuk menghambat etikat atau tujuan dari tokoh utama. e. Tetragonis adalah tokoh atau pemeran yang tidak berpihak kepada salah satu dari kedua tokoh dengan kata lain bersifat netral. Biasanya tokoh ini lebih cenderung dengan perannya yang selalu memberikan masukan-masukan positif kepada kedua tokoh yang berseteru. f. Confident adalah tokoh yang menjadi tempat menyimpan rahasia atau tempat penyimpanan tokoh utama yang bertugas untuk menjaga pendapat tokoh utama agar tidak diketahui oleh orang lain selain dia dan para penonton saja. g. Raisonneur adalah tokoh yang berperan menajdi corong bicara pengarang kepada penonton. h. Utilitty adalah pemeran pembantu dari kedua belah pihak tokoh hitam dan tokoh putih yang ditempatkan sebagai penghibur, pengembira, atau sebatas menjadi pelengkap dalam suatu pementasan. 4. Unsur Karakter dalam Lakon. Karakter adalah perwatakan atau watak yang dimiliki setiap tokoh atau pemeran dalam lakon memliki ciri-ciri khusus seperti; - Status sosial perwatakan adalah menerangkan kedudukan atau posisi yang diemban seorang tokoh seperti kaya - miskin, tua - muda,rakyat biasa - jelata, pengangguran, gelandangan, dan lainnya. - Fisik sebagai ciri perwatakan adalah melambangkan ciri-ciri khusus tentang jenis kelamin, kelengkapan panca indra atau tubuh seperti telinga, mata, cantik-jelek, tinggi - pendek, dan lainnya. - Psikis adalah perwatakan yang menerangkan ciri-ciri khusus mengenai hal kejiwaan yang dialami oleh tokoh seperti penyakit jiwa - normal, depresi, trauma, mudah lupa, pemarah, pemurah dan lainnya. - Intelektual adalah perwatakan yang menerangkan ciri-ciri khusus menganai sosok tokoh dalam bersikap dan berbuat, terutama dalam mengambil keputusan. misalnya kecerdasan pandai, bodoh, cepat tanggap, tegas, kaku, lamban, atau cepat berfikir, Kharismatik digambarkan sesuai dengan kedudukan jabatan, tanggung jawab berani berbuat dan betanggung jawab sera berani menanggung resiko dalam koridor yang benar. fisik, psikis, intelektual, serta religi. 5. Unsur Setting dalam Lakon. Setting dalam lakon merupakan unsur yang menunjukkan waktu kejadian atau peristiwa dalam sebuah babak. Jika terjadi perubahan pada setting maka seara otomatis akan merubah waktu dan tempat kejadian dan juga terjadinya perubahan babak. Tempat sebagai petunjuk dari unsur setting mengandung arti yang menunjukkan pada lokasi berlangsungnya suatu kejadian, seperti dihotel, di rumah, di sekolah, di kantor dan lainnya. Waktu sebagai bagian unsur setting dalam lakon, menjelaskan kapan waktu terjadinya suatu peristiwa seperti pada malam hari, siang hari, sore hari, gelap - terang, hujan - cerah, zaman dulu, masa kini dan lainnya. 6. Unsur Sudut Pandang Pengarang Point of view dalam Lakon. Merupakan unsur gambaran intelektualitas dan kepekaan pengarang atau creator dalam menangkap dan memahami fenomena yang terjadi. Memahami dan menangkap tanda-tanda tentang sudut pandang pengarang merupakan hal penting bagi seorang creator panggung atau pembaca agar terjadi kesepahaman, sejalan atau tidak setuju dengan apa yang ditawarkan dan dikehendaki pengarang. Jika seorang creator dalam proses kreatifnya mengalami kesulitan menemukan pendangan inti pangarang, secara etika creator dapat melakukan konsultasi atau wawancara dengan penulis tentang maksud dan tujuan dari lakon yang ditulisnya. Demikian penjelasan singkat tentang Unsur Lakon Teater tersebut diatas, semoga beranfaat dan teriamkasih. Sumber Kemendikbud_RI-2017.
- Tata cahaya dalam seni teater memiliki fungsi yang sangat penting. Tata cahaya sering juga disebut lighting, yang mana salah satu tujuannya ialah untuk membuat pertunjukan teater semakin hidup. Dalam pertunjukan teater, tata cahaya akan membantu penonton untuk memahami keseluruhan isi cerita, mulai dari penokohan hingga suasana tata cahaya dalam teater Menurut Kidung Asmara Sigit dalam buku Alamanak Manajemen Panggung Sebuah Kunjungan ke Belakang Panggung Tiga Grup Teater di Indonesia 2019, tata cahaya merupakan teknik pengaturan cahaya untuk memberi warna pada elemen visual di atas panggung, seperti tata rias, tata panggung, pemeran teater, maupun keseluruhan isi panggung. Dalam teater, cahaya menjadi tampilan akhir dari konsep visual yang dibawakan di atas panggung. Penggunaannya pun tidak boleh asal, karena harus disesuaikan dengan gambaran ceritanya. Contohnya agar suasana tegang dapat tercipta, lighting cenderung dibuat redup atau agak gelap. Contoh lainnya saat latar waktunya pagi hari, maka tata pencahayaan dibuat semirip mungkin dengan waktu pagi. Baca juga Manajemen Produksi Seni Teater ModernTeknik tata pencahayaan dalam teater Tata cahaya membutuhkan penguasaan teknik yang baik. Seorang penata cahaya harus mempelajari pengetahuan dasar, penguasaan peralatan serta melatih kemampuan untuk mengatur cahaya sesuai dengan kisah dalam teaternya. Agar lebih mudah memahaminya, berikut merupakan beberapa teknik tata pencahayaan dalam teater Tata pencahayaan teater harus diatur supaya tidak menyebar ke area lain Mengutip dari jurnal Kajian Ruang dan Cahaya sebagai Tanda pada Peristiwa Teater Realis 2016 karya Shirly Nathania Suhanjoyo, agar cahaya tidak menyebar ke area lain, bisa diterapkan batasan cahayanya untuk menentukan area mana saja yang akan diatur lightingnya. Contohnya penggunaan pintu yang bisa menjadi salah satu penerapan batasan cahaya, karena ruangnya akan menjadi terbatas. Sehingga cahaya menjadi terbatas pada satu atau beberapa area saja. Memperhatikan titik fokus pencahayaannya Saat mengatur lighting, tentukan terlebih dahulu titik fokusnya, yang didasarkan pada naskah teater. Umumnya lighting sering menerangi hampir seluruh bagian panggung, tetapi jika dalam naskah ditemui ketentuan lainnya, maka tata pencahayaannya juga harus disesuaikan. Baca juga Teater Tradisional Ciri-CIiri, Jenis, Unsur, dan Contohnya